Tuesday, October 15, 2013

HENING

Belanda, 2013
Kata Hening itulah yang ingin saya ilustrasikan lewat foto ini. Belum terpikir oleh saya untuk menulis artikel ini ketika mengambil foto ini. Saya hanya suka. Kesendirian tidak perlu dijadikan sebagai sebuah momok dan lawan dari pada kebersamaan. Ia adalah komplementer dari kehidupan. Ada kalanya kita menghabiskan waktu bersama dengan orang yang kita kenal dan kasihi atau bahkan orang asing dan adakalanya sendiri harus kita lewati.

Jika Anda orang introvert, Anda bisa dengan sangat mudah menghubungkan gambar dalam artikel ini dengan tulisan saya. Saya ingat, foto ini saya ambil di perjalanan menuju Friesland dari Wageningen, the Netherlands (September 2013). Saat teman-teman saya yang lain sibuk memfoto kapal-kapal dan diri mereka sendiri atau mengobrol, saya memandang kursi tersebut beberapa saat dan berusaha mengambil gambar pada akhirnya. Dan malam ini, di saat saya seharusnya mengerjakan hal yang lain saya justru sibuk mengaitkan foto itu dengan buku yang saya baca.

Artikel ini adalah sebuah resensi dari sebuah buku berjudul 'Quiet' karya Susan Cain. Saya merasa menemukan diri saya yang sekian lama terlarut dalam budaya ekstrovert yang meraja lela. Betul, buku ini ditulis untuk menguak 'keheningan' yang sangat disukai oleh orang-orang introvert. Sesuatu yang kadang oleh psikolog atau masyarakat umum sebagai sebuah gangguan fungsi sosial. Atau kemampuan kita untuk memahami cara berpikir orang introvert yang masih terbatas. Menurut Anda? Buku ini membantu Anda yang merasa introvert untuk tetap nyaman dengan kesendirian sambil mengembangkan elastisitas ke dalam kebudayaan ekstrovert. Bagi orang-orang ekstrovert agar lebih bisa menghargai dan mendengarkan suara orang-orang introvert yang lembut dan jarang terdengar dan mengijinkan mereka berekspresi sesuai gaya alaminya.


Thursday, September 26, 2013

Belajar di ‘Londo’

Tulisan ini akan memberi Gambaran Anda mengenai belajar di negara Belanda. Saya menuliskan Londo hanya untuk alasan sentimen sejarah. Baru-baru saya baru saja pulang dari sana dan ada banyak hal yang ingin saya bagi dengan Anda seperti yang akan saya jabarkan di bawah ini.

Belajar di negri asing selalu menyenangkan bagi saya. Salah satu alasan utamanya adalah pengalaman ini menuntut keterbukaan pikiran akan pengalaman baru yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Salah satu langkah terpenting adalah dengan mencari tahu informasi jurusan apa saja yang ada di sana. Dalam hal ini Anda dapat mencari tahu melalui situs StudyinHolland.nl. Ada berbagai informasi di sana mulai dari jurusan, alamat website universitas, cara-cara aplikasi untuk short course, s1,s2 dan bahkan s3. Cara lain untuk mencari tahu adalah dengan mengikuti pameran pendidikan Belanda yang sering kali di adakan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Jogja, Surabaya, dan Medan. Berita mengenai hal ini dapat diketahui di koran-koran besar seperti Kompas.

Cara lain yang dapat Anda lakukan adalah browsing di universitas yang bersangkutan. Cara ini sedikit memakan waktu dan ketekunan. Karena kita harus mencari tahu informasi setiap universitas satu per satu dan lebih detil lagi per institusi penelitian atau yang menawarkan beasiswa. Setiap universitas memiliki program unggulannya masing-masing. Universitas Wageningen terkenal untuk jurusan yang terkait dengan teknologi pangan, lingkungan, dan kehutanan.

Salah satu cara yang saya lakukan adalah melakukan registrasi di salah satu lembaga yang menyediakan berbagai macam short course seperti yang ditawarkan CDI (Centre for Development and Innovation, Wageningen University (Wageningenur.nl). Sejak register beberapa tahun lalu sampai dengan sekarang saya masih selalu terupdate jenis short course apa saja yang akan mereka lakukan. Mayoritas, kalau tidak bisa saya katakan semua, course berbeasiswa seperti dari Nuffic (Internasional) dan Stuned (khusus Indonesia).

Bike the day with you

Bike parking lot, in front of Amsterdam Central Station, 2013
Back to my country, i read and hear many debates about new program of launching cheap cars. This program is believed could help the less fortunate to also enjoy the luxury and comfort of having a car in their family. Is the problem that simple? And is that the only way to help them to cross the distance?

Many memories popped up in my mind. Few years back there was program for supplying many offices, schools with new computers. The underlying idea was noble one, to increase computer literacy among pupils and officials. Unfortunately, this program was not supported with a good knowledge dissemination about the usage of this computer. The need was failed to be formed and so the computers ended up at the warehouse some without ever being used. What a pity!

At that time, computer was a real brand new product. Some people purely had no idea what it was and had no interest at all. But cars? We knew it long time ago and many of us indeed dream to have one to spoil their beloved family and friends. I am not sure how to tell you about my feeling that it might be a sort of short cut, an easiest way to solve our personal transportation problem. And from that the actual problem might arise.

Sunday, August 18, 2013

Yoga dan Tuma’ninah

Tuma’ninah atau berhenti sesaat, jeda. Biasa digunakan dalam konteks sholat bagi umat Muslim agar tidak tergesa-gesa dalam melakukan sholat. Tuma’ninah dinilai sebagai salah satu rukun Shalat agar fokus dengan apa yang sedang dikerjakan dan memberi kesempatan pada tulang dan sendi untuk menempati posisinya.

Kata-kata ini muncul lagi dalam ingatan saya ketika salah satu guru yoga saya mengatakan:

“Yang membedakan Yoga dari olah raga lainnya adalah ia memberi kesempatan pada setiap sendi, otot, dan seluruh bagian tubuh kita untuk menyadari gerakan yang baru saja dibuat dan menempatkan diri sesuai dengan posisi anatominya”.

Ia bukanlah sebuah olah raga yang dengan semena-mena mengajak kita untuk terengah-engah dan melakukan berbagai macam gerakan tanpa memberi jeda. Ia juga tidak menuntut kesempurnaan dan kesamaan postur karena setiap orang dinilai unik dan bisa membuat penyesuaian berdasar kondisi tubuhnya.

Tiba-tiba saja saya menjadi sangat memahami kenapa Tuhan memerintah kita untuk sholat dan memberi jeda dari setiap gerakan sholat. Secara badaniyah, fisik, Tuhan sangat memahami ciptaanNya dan tahu persis apa yang dibutuhkan. Mungkin itu sebabnya cara berdoa kita didesain dengan gerakan-gerakan yang sangat dinamis. Ia tidak lagi sebuah ritual yang pasif statis karena grand design dari manusia diciptakan untuk bergerak. Sendi-sendi yang ada di seluruh tubuh kita ada untuk memfasilitasi pergerakan.

Tuesday, August 06, 2013

Feel Free: Full English Version

This full English Version is dedicated to Courney Walls and Katarina Deshotel. This writing is inspirated from the art therapy sharing session with them. Also for my friends: Nurangez Abdulhamidova and Hideyuki Kobayashi and all people who's longing to the self respect and freedom 

Feel Free

Draw your hands on this paper! 

Put it every where you want in any shape you wish 

Worry not with what type of pattern or story might appear 

Because my dear, any story that comes up will just be very awesome 

Because even if there is no such obvious pattern it is  a pattern 
still

Colour it with any colour you like 

Not to worry about whether you pick a suitable colour or whether it is in contrast with others 

Do not ever afraid of dark colours 

Why? Hesitate still? Afraid what others might say? 

Owh dear, Whatever your decision is they will always find a way to critize your piece of works
or do not understand the story of your picture 

Dear My Body : Thanks to Malang City

First of all, my gratitude is dedicated to Malang City and Bromo Mountain
For its beauty and coldness
The coldness is important as an allergen towards our body
I just realized that you have such deteriorated immune system
by having 10 degrees for several hours has caused you develop an allergic reaction
I need to understand and feel your actual condition
We used to spend the time in the cold weather even up to minus 30 degrees
And as your preparation,
We will have such coldness, as in Bromo Mountain, in daily dose just in the next couple of weeks
So would you please endure it?
I gave you first exposure of coldness as a trial
I bought you special honey as my way to help you
Improving your immunity performance, thanks again to Malang
Please do communicate with me more often so i could help you

Love you as always,

Your very soul

Wednesday, July 03, 2013

Feel Free

Feel Free

Gambarlah tanganmu di kertas ini!

Letakkan tanganmu dimanapun kau mau dengan bentuk apapun yang kau inginkan

Jangan khawatirkan mengenai pola apa atau cerita apa yang akan muncul

Karena sayangku, cerita apapun yang akan muncul pasti akan sangat bagus

Karena toh tidak adanya pola adalah juga sebuah pola


Berilah warna apapun yang kau suka

Jangan khawatirkan tentang apakah warna itu sesuai? Kontras dengan yang lain?

Jangan takut bahkan untuk memilih warna gelap

Kenapa? Masih ragu? Takut apa pendapat orang?

Sunday, June 23, 2013

Jodoh itu..

Perjalanan terakhir saya ke Jayapura menyimpan banyak kisah keberuntungan. It happens sometimes and in my case often during my travel. Satu hal yang sangat saya sukai dari melakukan perjalanan (apalagi sendiri) adalah kita dituntut untuk percaya pada orang-orang asing yang ada di sekitar kita dan mengikuti aturan-aturan baru yang ada di tempat tersebut karena kitalah orang asing itu (bagi penduduk setempat). Kali ini saya harus tunduk dengan aturan-aturan yang ada di Jayapura. berpikir positif, komunikasi yang baik, dan menghormati aturan setempat yang berlaku membawa saya ke beberapa keberuntungan yang akans aya ceritakan.

Cerita pertama
Keberuntungan yang pertama terkait dengan dompet saya. Dompet saya ini dompet lama yang saya dapatkan lebih dari lima tahun yang lalu di Aceh. Tempat itu sangat berkesan bagi saya hingga saya selalu berusaha untuk menyimpan benda-benda terkait. Ok, kembali ke kisah keberuntungan. Waktu itu saya masuk ke sebuah supermarket dengan mengambil salah satu keranjang belanja dan meletakkan dompet tersebut ke dalamnya. Lalu saya mencari bagian kopi karena beberapa teman minta untuk dibelikan kopi Papua. Merasa tidak ada kopi yang saya cari, dengan semena-mena saya meletakkan keranjang belanja itu begitu saja.

Saya kemudian berkeliling dengan teman saya. Sekedar melihat-lihat. Setelah lebih dari sepuluh menit dan sambil menunggu teman mengantri di kasir, baru saya sadar bahwa tangan saya kosong.

“Seharusnya saya membawa sesuatu”, Kata saya dalam hati,”DOMPETT!”

Monday, June 03, 2013

Ke Jawa

Ada dua pernyataan yang ingin kita sepakati bersama yaitu:

Kata Jawa berarti merujuk pada budaya, ras, bahasa, atau nama pulau.
Pertanyaan kemana selalu dimaksudkan untuk mencari tahu letak atau posisi secara geografis.

Dalam hal ini hanya nama pulau yang bisa diartikan sebagai penunjukan letak geografis. Dengan kata lain jika posisi saya di Jakarta dan ada seseorang di sana yang bertanya kepada saya:

"Mau ke mana, mba?"

Maka respon yang paling baik adalah dengan mengatakan nama kota atau hal lain yang menunjukkan posisi geografis seperti Yogyakarta, dekat Malioboro atau hal-hal sejenis.

Tidak jarang, Anda akan mendapatkan respon balik seperti "Owh mau ke Jawa ya, mba?"

hmmmm??

Saya tidak akan pusing dengan pertanyaan ini ketika saya di NTT atau Sumatra atau Pulau lain selain Jawa mungkin masuk akal. Sebaliknya saya masih akan terus pusing dengan pertanyaan terakhir bahkan setelah puluhan tahun mendengar pertanyaan itu dari saudara-saudara saya di Jakarta maupun Jawa Barat. Saya tidak pernah bosan mendebat bahwa, Jakarta atau Bandung itu di Jawa juga.
Halo!! kita masih satu pulau kan saudara-saudara.

Tapi begitulah. itulah salah satu topik kami ketika berkumpul dalam rangka perayaan waisak kemarin. teman-teman saya dari Jakarta terpaksa mendengarkan wejangan dari kami orang Jogja yang merasa tidak nyaman dengan kata 'Jawa' yang dimaksud oleh orang Sunda.

Diskusi kami bahkan melebar sampai pada dendam turun temurun orang Sunda yang sudah mendarah daging sejak Perang Bubat di jaman Majapahit, dengan Gadjah Mada sebagai majapahit. Kenyataan bahwa di Bandung tidak ada nama jalan dengan menggunakan nama Gadjah Mada. dan bahwa orang Jawa berdosa karena telah membunuh atau membuat putri tercantik mereka meninggal dalam perjalanannya menuju pelaminan di JAWA!

Tetap saja saya tidak nyaman mendengar kata 'ke Jawa' ketika dikaitkan dengan pertanyaan "Ke mana" padahal posisi saya masih di Pulau Jawa juga. Sekedar mempermudah otak saya berpikir mungkin lebih baik kita gunakan nama kota ketika menjawab pertanyaan "Mau kemana mba?" Setidaknya dua pernyataan saya di atas sesuai dengan ajaran guru-guru saya yang mulia ketika saya bersekolah. :)

Blessing in Disguised

Pernahkah Anda dalam situasi yang mengharuskan Anda ‘berubah’ dari rencana besar dalam hidup Anda. Sering kali hidup tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kita tidak pernah benar-benar tahu akan berakhir sebagai apa. Seorang bintang kelas berakhir menjadi pegawai di desa tetap dengan dedikasinya. Seorang yang pendiam, kuper, ranking biasa-biasa saja menjadi seorang terkenal dengan tanggung jawab yang besar.

We never know how life wants to treat us.

Saya ingat kisah dramatis mengenai perubahan hidup seseorang sebuah dalam film Jepang. Film ini berjudul ‘Final Destination’ mengisahkan seorang laki-laki dengan kehidupan dan penghidupan yang layak sebagai pemain orchestra di Tokyo. Ia harus kembali ke kampung halamannya setelah orang tuanya meninggal dan mencari pekerjaan baru. Kebahagiaan akan mempunyai seorang anak dan beban tanggung jawab mencari nafkah memaksanya untuk segera mendapatkan pekerjaan.

Suatu hari ia melihat lowongan pekerjaan di koran berjudul ‘Final Destination’.

“Pasti ini agen perjalanan”, Katanya dalam hati.

Maka iapun mendaftar dan ketika dipanggil untuk wawancara ia sangat terkejut karena pekerjaan itu adalah pekerjaan sebagai perias jenazah. Respon pertamanya adalah menolaknya. Namun pemilik usaha berhasil membujuknya dengan jumlah bayaran yang cukup dan beberapa pernyataan sederhana.

“Ini adalah takdir. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Mungkin kamu masih ragu saat ini. Tidak apa-apa. Cobalah dulu. Jika setelah masa percobaan kamu benar-benar tidak suka pekerjaan ini kamu boleh tidak meneruskan”.

Monday, February 18, 2013

Layang-Layang dan Pemain Layang-Layang


Sore ini sebuah layang-layang berada di langit biru
Indah lincah bergerak tanpa henti diterpa angin sore yang lembut
Bentuk belah ketupat sederhananya melayang ke sana ke mari sesuai arah angin dan arahan sang pemain
Sesekali ia terhenti tersangkut di antara dahan pohon
Sang pemain akan gelisah menarik-narik benang yang menghubungkannya dengan layang-layang
Jika tidak berhasil ia akan memanjat pohon untuk melepas jerat ranting-ranting itu
Begitu seterusnya hingga tiba-tiba benang tipis itu terputus
Layang-layang pun pergi tanpa arah sekedar mengikuti angin
Sang pemain resah dan mengejar
Ingin terus berlari berharap layang-layang akan berhenti terjebak di antara ranting lagi
Tapi adzan maghrib sudah berkumandang
Ia harus pulang karena panggilan orang tua dan masjid
Dalam hati ia mungkin berkata, ”Seharusnya kupegang ia erat dan dekat denganku. Atau seharusnya kugunakan tali yang lebih kuat agar dapat mempertahankannya terbang. Sejenak matanya liar mencari lalu tertunduk lesu
Tangan kanannya masuk ke dalam saku celananya
Dalam hatinya mungkin berkata, “Sudahlah..sebaiknya aku beli satu yang baru”
Aku memperhatikan semua itu dari rumahku. Duduk dengan santai sambil membaca sebuah buku. Secangkir teh telah habis masa tugasnya menemaniku di senja hari itu. Tiba-tiba aku teringat dirimu.
“Apakah kita seperti layang-layang dan sang pemain itu? Siapakah yang berperan sebagai layang-layang?”

Sepuluh Alasan Mempunyai E-Book Reader


Sudah beberapa tahun terakhir saya sangat berharap untuk mempunyai ebook reader (alat baca buku elektronik). Tahun kemarin saya masih harus gigit jari karena ebook reader yang saya tunggu dengan sabar dari Belanda ternyata tidak bisa digunakan. Tahun baru ini saya akhirnya dapat mempunyai satu dan saya sangat senang sehingga ingin berbagi dengan Anda.
Mari kita mulai dengan e-book. Buku elektronik akhir-akhir ini menjadi lebih populer. Bukan hanya buku yang bisa dijadikan dalam format elektronik tapi juga majalah, koran, dan beberapa media cetak lainnya. Sayangnya buku-buku format ini belum terlalu banyak untuk edisi bahasa Indonesia. Mungkin ini salah satu alasan kenapa e-book reader kalah pamor jika dibandingkan gadget lain yang luas beredar seperti ipad, tablet, dan smartphone. Mungkin juga karena minat baca di negara yang sangat indah ini masih rendah. Atau... dari pada berandai-andai mencari tahu alasan yang tepat lebih saya kemukakan beberapa alasan kenapa Anda harus mempertimbangkan memiliki sebuah e book reader.
   
   1. Ringan. Alat ini sangat ringan. Seberapapun buku yang Anda ingin miliki, alat ini menyatakan bisa menyimpan lebih dari 1000 buku, maka Anda tetap hanya perlu membawa alat seberat 6 ons saja. Tentu saja berat alat ini sangat variatif tapi alat ini relatif ringan dibandingkan satu buku text book Anda. Dan karena Anda tidak secara fisik melihat tebal buku yang akan Anda baca maka secara psikis, Anda akan merasa ‘ringan’.

      2. Mobile. Bayangkan Anda mempunyai koleksi 1000 buku di rumah Anda. Tiba-tiba Anda harus pindah! Itu mimpi buruk bagi Anda. Memindahkah semua buku? Anda mungkin kemudian mempertimbangkan untuk buku memilih buku mana yang sebaiknya dibawa dan mana yang ditinggal. Jangankan pindah ke luar negri, ke luar kota atau bahkan membayangkan pindah ruangan saja sudah membuat Anda capek. Akhirnya, alat ini hadir untuk menyelamatkan Anda dari malapetaka itu. Pemilik alat ini akan dengan ringan melangkah masih dengan berat  hanya enam ons.

3.Menghemat tempat. Kita tidak perlu pusing memikirkan rak buku berapa banyak dengan model seperti apa, dengan penataan bagaimana, warna cat yang sesuai apa. Lebih baik menyelesaikan membaca satu buku lagi dari pada pusing memikirkan hal tersebut. Cukup beli rak buku seadanya untuk bahan bacaan tamu Anda, anak-anak, atau teman di dapur (buku resep masakan). Anda juga tidak perlu memusingkan tempat untuk menyimpan buku ketika harus bepergian. Buku Anda akan setia menemani tanpa memberikan beban yang tidak perlu.


Monday, February 11, 2013

Ginko Ogino Dokter Perempuan Pertama di Jepang


Jepang bagi saya dan kebanyakan orang di dunia adalah negara terdidik yang sangat menghormati pengetahuan dan buku tentu saja. Meski saat ini hampir semua informasi dapat diakses dengan cepat melalui apa yang disebut internet, buku tetap sumber informasi yang penting dan tidak dapat disepelekan. Negara ini menyimpan sejarah kelam bagi pengetahuan terutama untuk kaum perempuan.

Hal ini saya temukan setelah membaca sebuah buku berjudul Ginko karya Jun’ichi watanabe. Masa kelam itu ada setidaknya sampai dengan sebelum abad 19. Ginko sendiri lahir pada 4 April 1851 di Desa Tawarase, Kumagaya, Saitama. Saat itu masyarakat Jepang merasa mempunyai aib besar ketika memiliki putri yang gemar membaca! Apalagi yang ingin bersekolah tinggi. Seakan perempuan ditakdirkan hanya untuk menikah, mengurus anak dan rumah. Tidak ada dan tidak perlu melakukan hal lain. Apalagi membaca dan mempunyai keingintahuan lebih mengenai benyak hal.

Begitu juga Ginko. Ia dinikahkan dengan seorang anak keluarga petani kaya raya Inamura dari desa kawakami. Kanichiro, anak yang juga putra dari presiden pertama Bank Ashikaga, adalah orang yang menikahinya di usia 16. Pernikahan itu hanya berlangsung selama tiga tahun. Karena sejak awal pernikahan Ginko sudah tertular penyakit kelamin, Gonorrhea, yang membuatnya harus berbaring karena demam tinggi dan sakit di daerah kemaluan.

Rasa sakit hati dan fisik yang begitu hebat membuatnya melarikan diri pulang ke rumah. Hanya ibunya dan Tomoko, kakak Perempuannya, yang bisa menerimanya di antara celaan dan desakan sosial yang sangat kuat.

“Seorang Istri pergi meninggalkan suaminya? Perempuan macam apa itu?”

Sedang dalam hati Ginko berkecamuk pemikiran, “Bagaimana mungkin orang-orang menghukumku? Aku yang menjadi korban. Dia yang pertama kali tidak setia dan memberiku sakit”

Gejolak hati Ginko tidak pernah bisa dipahami saat itu. Ibunya sendiri merasa bersalah karena telah menjodohkannya sehingga merasa perlu untuk membantu. Ia menemani putrinya untuk berobat atau sekedar membaca buku di dalam kamar, tempatnya bersembunyi dari omongan orang. Beruntung ia mempunyai dokter dan guru yang mendukung bernama dr. Mannen. Kebetulan dokter Mannen mempunyai seorang putri bernama Ogie yang menjadi sahabat karib Ginko. Ogie berusia 27 dan belum menikah. Sesuatu yang aneh dan bukan hal yang baik pada saat itu. Mereka menjadi akrab karena sama-sama gemar membaca dan tidak menikah. Dua hal yang saling melengkapi untuk menjadi bahan omongan tetangga sekitar.

Wednesday, February 06, 2013

30 Tahun (Makna bagi Tulang Anda)


Tiga puluh adalah angka yang sakral. Tidak! Saya bukan sedang membicarakan soal usia, angka yang biasanya segan diucapkan oleh banyak orang. Sebaliknya, saya justru sedang menganjurkan diri saya dan Anda untuk jujur mengakui usia Anda. Mengapa? Silakan teruskan membaca artikel ini jika Anda tertarik.

Apa yang dipikirkan oleh para ahli kesehatan mengetahui usia Anda 30 tahun? Tulang Anda akan berbicara banyak bahkan lebih banyak dari seseorang yang paling banyak bicara sekalipun. Tebak! Tubuh kita memiliki mekanisme penggantian sel-sel tua dengan sel-sel baru secara terus menerus termasuk pada sel tulang Anda. Di usia 30 tahun mekanisme ini mulai tidak seimbang sehingga proses pembentukan sel – sel tulang baru menjadi lebih lambat. Sumber lain mengatakan setelah pertengahan usia 30 tahun (Thanks God, i still have some years to go to :d). Hal ini berarti 30 tahun adalah masa kepadatan tulang yang optimal/puncak sebelum menurun.

Akibatnya, kepadatan tulang Anda berkurang dan jika Anda tidak menaruk perhatian pada hal ini maka resiko untuk menderita penya osteoporosis (keropos tulang) akan meningkat. Well, waktu merupakan hal yang arah pergerakannya linear ke depan. Kita tidak dapat memundurkan usia. Sebaliknya, penambahan usia adalah mutlak terjadi.

Apa yang sebaiknya kita lakukan? Idealnya, sebelum mencapai usia 30 tahun kita harus melakukan banyak hal untuk memaksimalkan kepadatan tubuh kita.

Tapi apa lacur dikata, “Usia saya sudah lebih dari 30 tahun?”

Tenang Anda masih dapat melakukan beberapa hal berikut. Saya tidak akan mengatakan bahwa mengkonsumsi susu adalah hal yang paling bijaksana. Berdasar kenyataan bahwa penduduk Swedia yang paling banyak mengkonsumsi susu justru mempunyai penderita osteoporosis paling banyak. Jadi apa yang bisa kita lakukan? Sederhana, makan lebih banyak sayur dan buah!

“(Sayur) Lagi?”

“Ya. Sapi yang susunya menjadi sumber kalsium kita itu tidak pernah minum susu mereka sendiri setelah dewasa kan?mereka makan hanya tanaman hijau saja (kalau bukan produk pabrik).”

Jadi mulai sekarang, mari kita makan sayur dan buah lebih banyak. Ada lagi yang lain? Ya, tentu saja Olah raga. Pernah memperhatikan bahwa dalam iklan produk susu mereka selalu menyertakan kegiatan beraktifitas fisik. Tentu saja alasannya karena aktivitas fisik lebih efektif membantu penyerapan kalsium yang dibutuhkan oleh tulang. Jadi mulai sekarang mulailah mencari-cari alasan untuk bergerak. Bersyukurlah jika tempat parkir kendaraan Anda jauh dari tempat kantor atau kegiatan apapun yang Anda lakukan. Itu berarti kesempatan untuk bergerak kan?