Tuma’ninah atau berhenti sesaat, jeda. Biasa digunakan dalam konteks sholat
bagi umat Muslim agar tidak tergesa-gesa dalam melakukan sholat. Tuma’ninah
dinilai sebagai salah satu rukun Shalat agar fokus dengan apa yang sedang
dikerjakan dan memberi kesempatan pada tulang dan sendi untuk menempati
posisinya.
Kata-kata ini muncul lagi dalam ingatan saya ketika salah satu guru yoga
saya mengatakan:
“Yang membedakan Yoga dari olah raga lainnya adalah ia memberi kesempatan
pada setiap sendi, otot, dan seluruh bagian tubuh kita untuk menyadari gerakan
yang baru saja dibuat dan menempatkan diri sesuai dengan posisi anatominya”.
Ia bukanlah sebuah olah raga yang dengan semena-mena mengajak kita untuk
terengah-engah dan melakukan berbagai macam gerakan tanpa memberi jeda. Ia juga
tidak menuntut kesempurnaan dan kesamaan postur karena setiap orang dinilai unik
dan bisa membuat penyesuaian berdasar kondisi tubuhnya.
Tiba-tiba saja saya menjadi sangat memahami kenapa Tuhan memerintah kita
untuk sholat dan memberi jeda dari setiap gerakan sholat. Secara badaniyah,
fisik, Tuhan sangat memahami ciptaanNya dan tahu persis apa yang dibutuhkan.
Mungkin itu sebabnya cara berdoa kita didesain dengan gerakan-gerakan yang
sangat dinamis. Ia tidak lagi sebuah ritual yang pasif statis karena grand design dari manusia diciptakan
untuk bergerak. Sendi-sendi yang ada di seluruh tubuh kita ada untuk
memfasilitasi pergerakan.