Sunday, August 02, 2009

Kambing hitam itu bernama Setan

Sore ini aku mengobrol santai dengan ibu. Berdua saja di meja makan dengan Tengleng di hadapan kami. Beliau begitu asyik masyuk dengan tulang-tulang di hadapannya.

"Besok senin, nggih?" Tanyaku,"Pingin puasa".

"Halah, biasanya alarm aja yang sahur," Protes ibu.

hehehe. Aku memang biasa menyalakan alarm pukul tiga dini hari dan bangun sekedar untuk mematikan alarm.

"Wah, asli bu. matanya ga bisa dibuka. Memang setan itu pinter banget".

Ibu masih asyik dengan tenglengnya. Sambil menatap wajah di hadapanku pikiran usil melintas. Kira-kira apa kata setan ya mendengar celetukanku?

"Aku meneh..aku meneh (aku lagi dalam Bahasa Jawa_red). Cape' dehhh".

Memang kita terlalu terlatih untuk membela diri dan lebih terlatih lagi untuk tidak mengakui kesalahan dan kekurangan kita. Kalau tidak bisa menemukan 'kambing hitam' dalam ujud manusia maka jadilah setan menjadi sasaran.

Masih menikmati tengleng dan masih mendengarku.

"Setan itu sabar ya bu? Kalau setan saja bisa sabar dijadikan kambing hitam terus oleh manusia. Kita juga harus lebih sabar, tho?"

"Lah iyo tapi mbok kowe ki gek ndang mapan!"

"Kalau mau dapat 'ikan besar' itu harus sabar", Jawabku mencoba diplomatis. Padahal ngga jelas maksudnya apa.

Tapi apa ikan teri, mewakili ikan kecil, ngga iri ya? Ikan besar memang bergengsi tapi apa salahnya jadi ikan teri.

"Justru laris terus lho di pasar," Kata Ibu.

Jadi gimana mau ikan teri atau ikan besar? huehehehe

No comments: