Monday, October 29, 2012

HIDUP ITU PERJUANGAN, GAN!


Gan..Gan..Den Juragan (bos dalam bahasa Jawa). Dalam satu dua kesempatan akhir-akhir ini saya terlibat dalam pembicaraan dimana kita mengenang masa lalu. Kenangan yang manis setelah dilewati namun agak sedikit memalukan ketika menjalani. Kenangan bahwa sering kali kenyataan itu memang pahit ketika kondisi ekonomi terbatas namun jadi terasa manis manakala saat ini kondisinya sudah lebih baik.

Saat beberapa belas atau puluhan tahun kemudian saya bisa merasakan syukur karena sedikit perbaikan ekonomi yang saya alami. Pengalaman yang menguji daya ‘survive’ dan keinginan kita. Well, hamba seorang rakyat jelata yang mengalami beberapa kejadian berikut di bawah ini. Jadi.. kami hanya bisa bilang kepada para orang-orang yang cukup berada itu bahwa, “Hidup itu perjuangan, Gan!”

*PENGALAMAN SD*
Silakan ikut tersenyum-senyum bagi yang pernah mengalami hal yang sama. Anda juga tetap bisa tertawa. Pelan-pelan saja ya! Orang sekitar Anda akan penasaran dan pasti Anda akan menyebarkan cerita saya ini. Percayalah, saya sesungguh agak malu menceritakan pengalaman ini.

Jadi ceritanya saya sedang terkenang pengalaman SD. Ada saat dimana di pagi hari sebelum berangkat sekolah saya sibuk mencari karet. Bukan..bukan untuk mengepang rambut saya yang panjang tapi untuk (ssstt..tolong pelan saja ya tertawanya) kaus kaki saya. Pertama, saya menggunakan kaus kaki seperti biasa. Kedua, saya mengambil karet dan memasangkannya pada setiap kaki saya. Lalu ujung kaus kaki itu akan saya gulung untuk menutupi karet itu.

Sunday, October 28, 2012

Aku Bukan (tidak pernah menjadi) Milikmu


Aku menjadi milikmu
Ada nada bangga dalam status FBnya
Aku tahu pernikahan itu sangat indah dan membahagiakan
Tapi apakah itu menjadi sebuah moment keberalihan kepemilikan?
Memiliki siapa atau apa?
Bisakah manusia (perempuan) dimiliki oleh para lelaki?
Bukankah kepemilikan lebih tepat digunakan untuk benda yang tidak bernapas
Tidak bisa berpikir apalagi berperasaan dan memiliki mimpi?
Jadi tolong jangan gunakan komitmen sebagai usaha untuk memiliki
Perempuan tidak bisa dimiliki oleh laki-laki
Pun demikian sebaliknya
Mereka adalah milik Sang Pencipta
Yang menganugerahi perasaan, keinginan untuk diusahakan di dunia ini
Mereka adalah dua jiwa yang utuh yang saling berkomitmen
Untuk saling menghargai dan mendukung satu dengan yang lain
Jadi
Jangan pernah berusaha memiliki perempuan (jika kamu laki-laki)
Tidak perlu pula berusaha me(di)miliki lelakimu (jika kamu perempuan)
Cukup milikilah mimpimu,rasa dan asamu sendiri
Lalu bantulah jiwa lain yang kau pilih itu menjadi teman hidupmu
Untuk meraih mimpinya, rasa dan asanya

Monday, October 15, 2012

Moonrise


Kemunculannya begitu tenang, nyaris tak kentara
Hampir selalu diabaikan bahkan dibandingkan dengan berakhirnya waktu sang matahari
Bulan memang tidak segegap gempita matahari
Yang membuat setiap orang berpose saat ia terbit maupun tenggelam
Ia selalu sukses menarik perhatian dan bahkan dijadikan rujukan waktu yang utama
Ia adalah simbol kekuasaan dan kekuatannya
Dan manusia tak kuasa menolak keinginan untuk menjadi berkuasa dan kuat
Ahh bulan..
Ia tetap dengan anggun terbit dan tenggelam setiap hari
Tidak peduli orang akan mengaguminya atau tidak
Hanya segelintir orang yang melankolis seperti penulis ini yang memperhatikannya
Pengagumnya adalah orang-orang yang pemalu
Termasuk yang memproklamirkan menggunakan lunar calendar, meski bukan pengagum yang sebenarnya
Hmm Bulan..bulan
Hadirnya tetap memberi latar gelap sebagai penjelas bahwa terang itu ada
Cahayanya cukup jadi penerang jalan setapak orang-orang yang kehilangan ‘arah tujuan’
Meski lebih tak kentara di kota dengan banyaknya lampu-lampu gemerlap
Tetap saja lembutnya cukup untuk mempengaruhi pasang surut ombak di lautan lepas
Hari ini kudedikasikan diriku untuk mengagumimu
Yang tetap rendah hati tanpa lelah mengelili bumi sebagai tanda setiamu

Thursday, April 26, 2012

Aku bukan Pelabuhan Hatimu


Jangan kau pikir aku akan bangga ketika kau katakan bahwa aku adalah pelabuhan hatimu
Tidak! bahkan terbersitpun tidak
Karena kapal yang berlabuh itu bisa untuk selamanya atau hanya sementara
Jika kapal itu tidak rusak dan bernahkoda pastilah akan segera meninggalkan pelabuhan
Dan aku tidak akan pernah rela hanya menjadi tambatan perahu yang tak laik berlayar atas nama selamanya
Tidak!
Karena samudra itu adalah kehidupan yang harus kita arungi
Dan aku berharap menjadi perahu yang berjalan beriringan dengan perahumu
Terengah-engah berlayar bersama untuk mengejar mimpi
Atau terhenyak diam sesaat mensyukuri indahnya samudra hidup ini
Atau bahkan oleng kacau bersama ketika menghadapi badai
Tapi yang jelas aku bukan pelabuhanmu
Kita akan sama-sama berlabuh ketika memang harus seperti itu
Tapi segera akan kita berlayar karena dunia ini terlalu luas untuk hanya berlabuh di satu tempat
Dan banyak keindahan yang sangat sayang untuk dibiarkan menanti
Karena..
Aku ingin menikmati semua itu bersama-sama dan selama yang kita bisa
Tapi aku..
Tidak akan pernah menjadi pelabuhanmu

Lima Tahun


Membaca dan mendengarkan berita ..
Kali ini tentang konser Chrisye beberapa minggu yang lalu seakan mendengar nyanyian dari dalam kubur. Ini bukan cerita picisan film horor yang akhir-akhir ini banyak di produksi. Ini tentang bagaimana seseorang begitu istimewa bahkan setelah beliau meninggal. Sedemikian sehingga konser tersebut tetap bertemakan seorang penyanyi legendaris. Tidak cukup itu, sebuah lagu baru juga digubah text dan suaranya bahkan diambilkan dari lagu-lagu beliau dan suara asli Sang Penyanyi.
Membaca dan mendengarkan berita..
Masih tentang sang legendaris tapi lima tahun berselang. Berita tentang perjuangan Sang Penyanyi di sebuah rumah sakit di negeri tetangga. Tentang bagaimana fans-fans beliau memberikan semangat dan bantuan lainnya. Sampai akhirnya Sang legendaris harus mengundurkan diri dari ‘panggung’ yang sesungguhnya, kehidupan ini.
30 Maret 2007. Kuingat jelas tanggal itu karena pada saat yang sama aku sedang membaca-baca referensi mengenai penyakit yang diderita oleh Sang Penyanyi. Kanker paru-paru.
“Kombinasi radioterapi dan kemoterapi tidak memberikan efek positif yang significant secara statistik bagi penderita kanker paru pada stadium manapun”.
Kira-kira seperti itulah kesimpulan yang kubaca dari sebuah jurnal ilmiah kedokteran. Review beberapa jurnal ini kulakukan bukan dalam rangka tugas uliah apalagi karena penasaran dengan Sang Penyanyi tapi karena aku sendiri sedang terancam kehilangan ‘nyanyian’ jiwaku. Seseorang yang selama ini aku yakin aku bersemangat belajar untuk memberi beliau semangat. Kenyataannya justru beliaulah yang memberiku semangat.
Aku tidak yakin dimana aku berpijak bahkan hanya setelah aku mendengar di telpon ibu berkata bahwa dokter curiga ayahku menderita kanker paru-paru sehingga harus menjalani serangkaian tes kesehatan yang lain. Berharap kecurigaan itu salah dan kalaupun benar, berharap bahwa pemahamanku tentang penyakit ini salah. Mungkin aku yang mengantuk saat kuliah atau tidak benar-benar membaca buku diktat sehingga menyimpulkan bahwa penyakit ini hampir pasti tidak ada obatnya.
Saat itu adalah saat dimana aku menyesal mempunyai pengetahuan tentang kesehatan. Mungkin lebih baik jika aku tidak mengetahui sehingga aku bisa tetap menjaga kestabilan emosi, jiwa dan pikiranku. Aku terlalu sibuk untuk mencari informasi yang mematahkan apa yang kupahami sendiri. Tidak yakin bahwa untuk memberitahukan kepada keluarga yang lain tentang hal ini tapi juga sebenarnya tidak bisa untuk hanya memendamnya sendiri.
Berita tentang meninggalnya Chryse hanya mengingatkanku pada satu kalimat kesimpulan jurnal ilmiah di atas. Hening. Senyap kubaca berita itu di layar komputer. Tidak yakin harus bersikap bagaimana. Menangis? Sosok laki-laki yang sangat akrab dalam hidupku itu masih berjuang melawan penyakitnya di tempat tidurnya jadi menangis bukan saat yang tepat. Tersenyum dan memberinya semangat...mungkin itu yang kulakukan saat itu. Setidaknya aku tetap berkunjung ke kamar rawat inap beliau dan menghabiskan waktu bersama.
Dua minggu setelah Sang Penyanyi meninggal, 14 April 2007, gumaman ‘nyanyian’ dalam jiwakupun lenyap. Tiba-tiba hidup ini tidak semenarik yang kupikirkan selama ini. Masa depan terlihat sangat tidak pasti dan tidak jelas. Aku tidak yakin apakah jalan yang kutempuh selama ini adalah jalan yang kumau ataukah jalan yang kupilih untuk membuat ‘nyanyian’ itu tetap ada. Angin itu telah membawa lantunan ‘lagu’ yang selama ini mengiringi hidupku.
Setelah itu banyak lagu yang kudengarkan di telingaku setiap hari. Piano. Gitar. Jazz. Pop. Dari mulai streaming radio lokal Jogja sampai radio yang digawangi oleh perkumpulan mahasiswa indonesia di seluruh dunia. Tapi belum juga kutemukan yang pas untuk menggantikan lagu yang hilang. Mungkin karena sudah tidak mungkin lagi ‘nyanyian’ itu tetap ada. Atau mungkin sebenarnya masih ada hanya saja kesibukanku untuk mencari pengganti terlalu ramai sehingga mempersulitku untuk mendengar apa yang ada di dalam diriku sendiri. Mungkin..
Apapun itu, lima tahun kemudian aku baru bisa mendengarkannya lagi. Kalau orang-orang yang tidak ada hubungan darah dengan Chrisye saja bisa tetap ‘membuat’ Sang Penyanyi terus bernyanyi. Aku seharusnya masih bisa membuat Ayahku bernyanyi karena beliau ada dalam diriku. Adaku melalui perantaranya. Dan aku tidak perlu berusaha membedakan apakah ini nyanyianku atau nyanyian beliau. Keinginanku atau keinginan beliau. Rinduku atau rindu ..ayahku.
Ya..setelah lima tahun. Aku yakin bahwa aku tidak perlu merasa sendiri karena beliau masih ada dalam diriku. Aku memperingatinya dengan melakukan perjalanan di negara asing. Keterasingan itu yang membuatku kembali menemukan ‘nyanyian’ itu. Atau mungkin ‘nyanyian’ itu muncul setelah aku berhasil meredamkan riuh rendah kegalauan emosi dan kekacauan pikiran.
Beristirahatlah dengan tenang, Ayah. Hatiku sudah mulai bisa menangkap dan bahkan membuat ‘nyanyian’ lagi. Meskipun sangat pelan tapi aku yakin suatu saat akan cukup terdengar seiring dengan semakin tumbuhnya optimismeku. Terima kasih untuk semua jerih payah selama ini. Aku merindumu..sangat merindu sehingga aku tidak yakin bagaimana rasanya hidup tanpa merindumu.  

Saturday, April 07, 2012

Diobral (Nyawa Pekerja)


Lebih dari 240 juta jiwa jumlah penduduk Indonesia. Cukup banyak sehingga harga setiap nyawanya mungkin menjadi kurang diperhatikan. Satu tahun lalu saya memiliki kesempatan untuk berjalan-jalan ke NTT. Sebuah daerah eksotik dengan alam yang masih asri hijau. Belum terlalu banyak dieksplorasi sehingga bahkan jalan-jalannya pun masih sangat berkelok dan berlubang di sana-sini.
Foto di dalam artikel ini sedianya akan digunakan sebagai kantor pusat pembangkit listrik yang baru. Beberapa pekerja sedang sibuk menyelesaikan proyek pembangunan. Jika Anda cukup jeli maka akan terlihat dua orang pekerja yang tidak menggunakan pengaman bahkan untuk sekedar alas kaki. Pekerja dengan kaus garis oranye dan hitam bertopi itu berada di lantai empat dari sebuah gedung tanpa pengaman apapun.
Saya kurang paham mengenai alat-alat pengaman apa saja yang seharusnya digunakan tapi jika helm dan alas kaki saja tidak digunakan maka cukup jelas bahwa pekerja itu tidak menggunakan pengaman yang semestinya ketika bekerja. Pekerja yang lain berpindah posisi dengan hanya berpegang pada rusuk besi di tepi gedung. Jika tangannya selip dan jatuh maka bisa dipastikan ia akan terjun bebas ke bawah.
Di negara ini, jika Anda hanya menjadi orang kebanyakan Anda tidak akan layak dihargai bahkan nyawa Anda sekalipun. Di luar dari konteks keselamatan pekerja, saya teringat pernyataan seorang pejabat negara mengenai banyaknya korban ledakan LPG.

Bersama Kawan


Agenda hari ini adalah memilah-milah foto. Melihat-lihat lagi foto apa saja yang kubuat setahun yang lalu. Tidak terasa sudah satu tahun lebih foto ini dibuat.
Maret 2011 friends gathering ini dibuat. Aku. Tri Sasi Lestari.Marie Caesarini. Menunya sederhana tapi macam-macam mulai dari Tom Yam, oseng kangkung, buah Apel (menyusul semangka sepertinya), puding dan pringles.
Mba Sasi masih seperti biasa masih suka putar-putar untuk menemukan rumahku meski sudah beberapa kali datang. Sewaktu datang langsung dipersilakan bergabung karena makanan sudah matang.
“Wah bumbunya apa neh Tom Yamnya? Enak banget. Beritahu donk resepnya?”
Aku dan Mba Marie hanya tersenyum- senyum lalu singkat kujawab.
“Bumbu warisan nenek moyang”.
“Wah nanti kapan-kapan ajari aku ya”, mungkin seperti itu tanggapan mba Sasi atau mungkin ini hayalanku saja.
Waktu berjalan lalu kita putuskan untuk pindah ruangan. Kami melewati meja makan dan rak tempat menyimpan bumbu. Sebelumnya, kami makan lesehan di garasi yang sudah disulap menjadi tempat makan. Dalam perjalanan mba Sasi sempat menemukan ‘bumbu warisan nenek moyang’. Baru saja kami duduk tidak sabar beliau komentar.
“Owh ternyata bumbu warisan nenek moyangnya itu ya”.
“Hahaha,” Aku dan mba Marie tertawa, “Iya, nenek moyangnya orang Thailand”.
Begitulah...kami tertawa karena akhirnya semuanya tahu rahasia lezatny tom yam hari itu. ‘Bumbu warisan nenek moyang’ itu sebenarnya hanyalah bumbu instan ‘Tom Yam Paste’ yang memang sudha diuji sebelumnya lumayan sedap. Tinggal masukkan bahan-bahan pelengkap spt udang, baso ikan, jamur, tahu sutra atau bahan lain sesuai selera. JADI DEH! ;)
Sepertinya sulit untuk mewujudkan waktu untuk membuat sekuel dari acara ini. Karena saat ini keduany sedang menimba ilmu di dua benua yang berbeda. Well, skype maybe could help us to make conference kitchen chef hehehe.

Sunday, March 18, 2012

Tujuh Alasan Yoga sebagai Olah Raga Favorit


Sepuluh tahun yang lalu mungkin masih sulit mencari studio Yoga di sekitar Anda. Ia masih dianggap olah raga eksklusif untuk orang-orang tertentu. Harganya mahal? Tunggu dulu! Anda masih bisa mendapatkan harga-harga yang murah di studio-studio mini yang semakin menjamur akhir-akhir ini. Kepopulerannya karena (setidaknya) tujuh hal di bawah ini.

1. Hemat Tempat
Tidak perlu mencari tanah lapang atau kolam. Olah raga ini dapat dilakukan dimanapun, setidaknya di tempat yang cukup untuk matras Yoga Anda. Ukuran matras yoga hanya sedikit lebih panjang dari sajadah yang biasa Anda gunakan untuk sholat. Anda mungkin akan membutuhkan dinding untuk pose-pose (asana) tertentu. Selebihnya, Anda bisa memilih apakah akan melakukan di dalam ruangan atau di luar ruangan, di taman, tepi pantai atau pegunungan.

2. Seimbang
Lari mungkin masih merupakan olah raga termurah tapi hanya untuk melatih otot kaki dan secara tiba-tiba memaksa jantung bekerja lebih cepat. Olah raga lain seperti tenis atau bulutangkis didominasi oleh gerakan satu sisi tubuh yaitu kanan (atau kiri jika Anda kidal). Hal ini tidak sesuai dengan prinsip keseimbangan dalam olah raga yoga. Setiap pose yoga selalu dilakukan secara seimbang kanan dan kiri, forward dan backward (ke depan dan kebelakang), berdiri dan tiduran. Hal ini berguna untuk menjaga fungsi optimal tubuh.

3. Melatih seluruh bagian tubuh, tanpa pengecualian
Satu sesi yoga mungkin dapat dipilih berdasar anatomi tubuh bagian mana yang ingin Anda latih, perutkah? Lengan ataskah? Tulang belakangkah? Anda juga bisa menentukan pose berdasar keluhan Anda misalkan stres, insomnia, diabetes, dll. Pose-pose dalam yoga dipercaya dapat membantu mengurangi/menyembuhkan keluhan penyakit-penyakit tertentu.
Banyak yang mengira bahwa yoga hanya untuk melatih fleksibilitas. Hal itu tidak sepenuhnya salah karena memang banyak gerakan yoga yang membutuhkan kelenturan tubuh. Namun salah satu keunggulan yoga adalah ia tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Kalau dalam istilah sholat, ia dilakukan dengan tuma’ninah (berhenti sejenak). Salah satu contohnya adalah jika Anda menahan setengah posisi pose plank / push up maka juga dapat melatih ketahanan. Pose berdiri di atas satu kaki jika ditahan beberapa waktu dapat juga berfungsi sebagai latihan keseimbangan. Anda tidak perlu berganti alat atau beralih jenis olah raga untuk merangkum empat jenis olah raga yaitu endurance/ketahanan, strength/kekuatan, flexibility/fleksibilitas, dan balance/keseimbangan. Hebat kan?

4. Melatih Anda mengenal tubuh Anda
Ini adalah satu-satunya olah raga yang menyarankan pada Anda untuk mengenal dan memahami tubuh Anda sendiri. Tidak setiap gerakan yoga dapat Anda lakukan tapi setidaknya secara bertahap dapat dilatih. Jika kaki Anda terasa sakit/kaku untuk dapat menirukan dengan sempurna, Anda berhak untuk melakukan sebatas Anda mampu. Setelah beberapa kali latihan mungkin gerakan Anda akan semakin sempurna. Dalam kehidupan nyata, olah raga ini menginspirasi Anda untuk mendengarkan tubuh Anda sendiri. Mata yang mengantuk menandakan tubuh Anda butuh tidur dan bukannya dihujani kafein sehingga masih tetap terjaga. Makanan lezat tersedia melimpah di meja makan tidak harus dimakan jika perut masih cukup kenyang. Tubuh Anda adalah teman setia Anda, ia berhak untuk didengar.

5. No Competition
Hampir semua jenis olah raga mengandung unsur kompetisi mulai dari sepak bola, lari, lempar lembing, softball.Sedemikian pentingkah kompetisi? Olah raga ini adalah mengenai badan Anda. Yoga menganggap bahwa setiap orang adalah unik termasuk dengan proses yang harus dilaluinya baik itu selama sesi kelas yoga maupun kehidupan nyata. Ini bukan soal seberapa cepat Anda meraih sesuatu atau seberapa banyak peningkatan kemampuan Anda dibanding orang lain. Ini adalah soal apakah Anda menyadari apa saja yang Anda lakukan saat ini? Anda berbicara mengenai badan Anda sendiri dan ucapan terima kasih karena ia telah membantu Anda beraktivitas sepanjang waktu.

6. Both energizer and relaxation
Olah raga lain mungkin hanya berfungsi sebagai salah energizer atau relaxation saja. Hampir sama seperti poin nomer tiga. Anda dapat memilih pose-pose tertentu sesuai dengan mood atau kondisi tubuh Anda saat itu. jika Anda sedang stres dan sangat tegang maka posisi-posisi tidur (dengan segala variasinya) dapat menjadi prioritas Anda. Sebaliknya Jika Anda merasa lemas, tidak bersemangat maka pose-pose berdiri akan membantu Anda lebih bersemangat.

7. Murah
Dengan segala fungsi dan keunggulan seperti yang disebut dalam poin-poin sebelumnya, olah raga ini sangat murah. Harganya mungkin bervariasi dari satu studio ke studio lain. Setidanya sediakan 25 ribu – 55 ribu untuk satu kali sesi kelas yoga berdurasi 60-90 menit. Jika Anda tertarik melakukan sendiri di rumah, membeli matras yoga tidak ada salahnya. Harga termurah yang bisa Anda dapatan sekitar 160 ribu sampai dengan 600 ribu. CD Yoga juga banyak tersedia akhir-akhir ini. Pemula (baru pertama kali memulai) dan kondisi khusus (hamil, kelainan tulang belakang) disarankan mengikuti kelas Yoga dengan guru tersertifikasi demi keamanan Anda :d

SELAMAT BERYOGA!