Monday, February 23, 2009

RUMAH IDAMAN


Aku mengangguk sebelum Mbak Aili, Ailiana Santosa, menyelesaikan ajakannya ke IKEA Sundsvall. Meski harus naik bus selama empat jam dari Umea. Ini kesempatan kedua aku mengunjungi IKEA. Kali pertama sewaktu di Stockholm November 2008 lalu.

Ada kesempatan ke Swedia? Saran saya kunjungi IKEA. Ini adalah salah satu kebanggaan warga Swedia. Tidak perlu ke Swedia sebenarnya, karena outletnya tersebar di hampir semua benua. Singapura adalah yg terdekat jika posisi Anda di Indonesia.

Bermula dari menjual pena, frame foto, jam dan perhiasan di tahun 1943, Ingvar Kamprad berhasil mengembangkan menjadi perusahaan manufactur terbesar di dunia. IKEA sebenarnya adalah singkatan dari pendirinya Ingvar Kamprad, tempatnya dibesarkan di Elmtaryd dan rumahnya di Agunnaryd (Smaland).

Konsep yang ditawarkan sederhana saja, minimalis tapi ramah lingkungan. Cocok untuk orang-orang yang dinamis. Mengutamakan fungsi dari pada detil pernik dan kemewahan. Rumah Anda hanya seluas 32 meter persegi? Bukan masalah lagi karena setiap jengkalnya bisa difungsikan. Sederhana bukan berarti tidak menarik. Selalu ada cara untuk membuatnya terlihat unik dan bergaya.

Aku selalu bermimpi untuk mempunyai rumah yang sederhana. Kecil saja karena aku tidak punya biaya untuk merawatnya. Biaya yang kumaksud di sini bukan hanya uang tapi juga waktu dan tenaga untuk membersihkan. Konsep minimalis tapi dengan nuansa kehangatan tropis sepertinya menarik. Jangan berharap akan melihat pagar yang dibangun tinggi menutupi rumah karena aku ingin menyambut ramah tetangga, keluarga dan temanku.

Apa fungsi rumah bagimu? Rumah adalah tempat mengisi ‘energi’ kehidupan bagiku. Dan untuk memenuhi ambisi itu maka kamar tidur dan dapur adalah yang utama. Tanpa bermaksud mengabaikan area yang lain. Itulah saat-saat aku bisa memenuhi ambisi egoismeku. Tidur sepanjang hari minggu? Ingin memasak pancake? Atau menikmati bubur ayam. Hmmm..pasti sangat nyaman.
Aku sebenarnya adalah tipe rumahan. Bukan masalah melewati waktu di rumah setelah bekerja. Aku selalu bisa menemukan cara ‘membunuh’ waktu. Membaca novel di tempat tidur saja sudah cukup menghiburku. Aku tidak akan menyesal tidak melihat pertunjukan di kota atau konser artis terkenal. Toh masih bisa dinikmati dari kotak segiempat di kamarku. Jadi...rumahku adalah surgaku.
Umea, 23 Februari 2009

2 comments:

Anonymous said...

Selera yang mirip untuk rumah, apakah ini hasil didikan orang tua kita yang hangat pada siapapun tamu kita :)
Hati-hati dengan mimpi dan apa yang pernah terbersit di pikiran maupun hati, karena itu bisa terwujud :)

Nuri said...

amien kalo bisa terwujud mah :)