Saturday, May 23, 2009

Makhluk Mungil di Sekitarku _’09



“Mbak Nurul ndak boleh pulang hari ini!”, Bunyi catatan yang dibuat Michele Andra padaku. Hari senin sore (18 Mei ’09) itu aku memang berkunjung ke rumahnya. Sebuah ajakan yang wajar dari seorang adek kepada kakaknya. Sayang harus kutolak karena sesuatu hal. Michele lebih mudah mengerti dibandingkan adiknya, Crysella. Dia bahkan menambahi, ”Harus tinggal di sini 10 hari!”. Tentu saja itu tidak mungkin karena empat hari kemudian mereka sekeluarga harus pergi ke Stockholm kemudian ke Indonesia.
Begitulah hari-hariku. Menjadi bibi dan kakak bagi banyak makhluk mungil. Aku selalu kagum pada semangat muda mereka. Berusaha untuk belajar dari kesederhanaan dunia polos mereka. Tulisan ini kubuat sebagai ucapan terima kasih dari seorang kakak dan bibi (tante) kepada adek/ keponakannya. Cerita berikut berdasar gambar di atas dimulai di pojok kiri atas searah jarum jam.

Tiga pahlawanku (Auf, Ayas, Abit) ini adalah putra dari mas Abram Perdana dan Mbak Asri Kirana (Goteburg). Akhir maret 2009 aku menginap dua hari dua malam di kediaman beliau. Meski belum pernah bertemu sebelumnya kami langsung akrab. Permainan yang digemari adalah tebak-tebakan.
“Paus apa yang pinter mengaji?” Tanya Auf.
Aku dan Ayas tidak bisa menjawab. Kemudian dengan bangga Auf berkata,” Pa Ustadz, seperti Abi”. ;)
Atau ketika Abit mendakwaku untuk membacakan buku ‘Mama Muu’ (Mama Sapi) sambil tiduran di pangkuanku. Beberapa kali Abit memprotesku karena pengucapanku salah. Serasa ujian oral Bahasa Swedia. Hahaha.

Foto kedua adalah foto putri dari Pak Nawi Ng dan Mbak Ailiana Santosa. Michele dan Crysella namanya. Melanjutkan cerita di paragraf pertama. Aku berhasil mendapat ijin dari Crysella untuk pulang. Turun dari lantai tiga apartemen mereka menggunakan lift. Ternyata si bungsu menyusulku turun ke lantai dasar menggunakan tangga.
“Mbak Nurul, aku lupa bilang kalau Mba Nurul harus janji untuk nginap hari ini ya!”
Aku tidak bisa menjawab, cuma bisa menatap wajah polosnya dan minta bantuan ibunya untuk menjelaskan.
“Mbak Nurul mau nginep asal boleh peluk dan dicium,” Kusodorkan pipiku.
Aku tahu dia selalu menolakku jika kuminta dia menciumku dan sekedar untuk menggodanya.

Foto Ketiga adalah gambar keponakanku (Zuhdi, Furqan, Faqih). Putra dari Eka Firmansyah dan Indriana Hidayah. Aku belum ada kenangan dengan dua kemenakan kembar yg kusebut terakhir. InsyaAllah 2010 baru bisa bertemu langsung setelah ayahnya selesai sekolah. Zuhdi, Izu panggilannya, selalu mengajakku main perang-perangan.
“Ayo, Bi Lung! Ciat! Ciatt!”, Membabi buta dia menyerangku tapi dengan mata tertutup. hehehe.
Obatku ketika resah atau sedih adalah memeluknya. Kubuat dia diam tak berkutik dan bingung. Tapi dia sangat baik sehingga membiarkan aku meneruskan sampai aku puas. Cukup membuat bapaknya cemburu, sehingga sering meniruku,”Cium dulu donk, Bapak!”.
Sering kali pertanyaan-pertanyaan polosnya membuatku tersenyum simpul.
“Bi Lung kan di Swedia kok bisa Bahasa Indonesia, ya Bu?”

Bayi mungil di gambar terakhir adalah Zara Nur Akila, putri dari Mohammad Zalmy dan Rosmawati. Pasangan muda ini pergi jauh ke Umea dari Malaysia untuk belajar. Ros adalah mahasiswa S3 di Umea. Zalmy berbesar hati mengikuti istrinya setelah lulus S1. Ketika Ros kuliah Zalmylah yang mengasuh Akila.
Bersama mereka, aku belajar menjadi orang tua. Mengganti popok, menggendong, mengantar ke klinik. Ikut berdiskusi ketika ada perawat Vardcentral, Puskesmas, berkunjung ke rumah. Terima kasih untuk kesempatannya.
Setiap melihat Akila, aku selalu yakin bahwa rejeki datang pada waktunya. Tidak pernah diperlambat ataupun dipercepat. Sebelumnya, banyak hal yang kupertanyakan dari mereka. Diskusi kita seputar pernikahan dan kehamilan yang terkesan tanpa perencanaan. Dan mereka begitu yakin dengan keputusan yang diambil, ikhlas dengan apapun rencana Allah. Aku bangga mengenal keluarga muda ini.

Ini hanyalah beberapa penggalan cerita bersama makhluk mungil di sekitarku. Mereka yang selalu menginspirasi langkahku. Aku hanya bisa berharap yang terbaik untuk mereka semua. Semoga bisa meraih apapun cita-cita mereka, menjadi anak yang sholeh/ sholehah dan berbakti pada orang tua. Amien. (kok kesannya tua banget ya...huhuhu)

No comments: