Friday, May 22, 2009

Tiga Pertama untuk Dikenang


Kali pertama selalu berkesan. Setidaknya untuk melakukan dan melampaui ‘pertama’ selalu dibutuhkan perjuangan. Gambaran-gambaran kesulitan biasanya lebih mendominasi ketika kita akan melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Bangga sedang dan telah melewati tiga diantaranya, disimbolkan dengan tiga benda yang berbeda.
Hari ini, Kamis (21/5/2009) aku mendapatkan ‘talisman’ ketigaku. Ditambah dua benda ‘pertama’ lainnya akan selalu mengingatkan pada sejarahku sendiri. Agar aku selalu berjuang untuk mendapatkan ‘pertama’ lainnya. Angka tiga adalah angka keramat bagiku. Ganjil, tidak terlalu banyak ataupun sedikit. Tak salah jika kuputuskan untuk menulis.
Alhamdulillah, tak terkira rasa syukurku pada Allah. Ataz rizki dan rahmat yang tak terkira. Memberiku orang-orang ‘besar’ penuh kasih sayang. Beri hamba kemampuan untuk membalas rasa mereka ya Allah. Sang Maha Pecinta. Jika telah Kau tetapkan cinta pada hati seseorang, maka tak ada yang bisa mengubahnya.
‘Talisman’ pertama kudapat di tahun 2006 dan masih kugunakan sampai sekarang. Tahun ini adalah pertama kali aku bekerja penuh. Simbol kemandirian secara finansiil. HP Samsung, sederhana yang hanya bisa sms dan telpon. Tidak ada fungsi tambahan, jangankan bluetooth atau internet fungsi alarm atau radiopun tak tersedia. Waktu itu, HP seri inilah yang bisa masuk anggaran gajiku. Kriteria utamaku adalah Samsung, dampak dari ‘Korean wave’. Merk ini mewakili Korea Selatan. Secara tidak langsung kudedikasikan untuk dosen Bahasa Koreaku, Yang Ji Sun Sonsengnim. Beliau adalah orang yang menginspirasiku saat itu.
Benda kedua,kalung, kudapat di tahun 2007, sebelum aku berangkat ke Swedia. Berasal dari seseorang yang kuberi gelar ‘ayah kedua’ sebagai bentuk penghormatan. Seakan beliau ingin mengatakan,”Teruskan perjuanganmu”. Sengaja kugunakan saat pendadaran thesis karena aku ingin mengatakan,”Terima kasih atas kepercayaannya bapak, telah kutunaikan tugasku”. Ini adalah jembatan untuk meninggalkan yang ‘pertama’ (kerja) menuju ke ‘pertama’ (pergi dari rumah untuk jangka waktu lama dan ke luar negri) yang lain. Selain itu juga simbol kebangkitan setelah kepergian ayah kandungku.
Benda ketiga, cincin, kuterima sore ini. Aku hanya bisa memeluk dan mengucapkan terima kasih. Mataku mungkin tak memandangnya lama tapi mata hatiku mengukirnya dalam di lubuk hati.
“Iya, dilamar untuk jadi temanku selamanya”.
Sms ini kuterima pukul 9.36 pm CET. Hati siapa tak tersentuh mendapat perhatian seperti ini. Cincin ini adalah batu loncatan dari ‘pertama’ yang kedua menuju ‘pertama’ yang ketiga, kerja independen sebagai peneliti. Selain itu juga pelipur lara dari rasa yang tak berbalas. Hidup memang penuh pilihan. Dan aku bersyukur masih memiliki pilihan itu dan bisa menentukan keputusan hidupku.
Bismillahirrahmannirahiim, Jika Engkau kehendaki aku sebagai orang berilmu maka pastilah kudapati diriku berada di antara orang-orang yang Kau beri ilmu.

No comments: