Friday, July 18, 2014

FLY ME TO THE MOON



Fly me to the moon
And let me play among the stars
Let me see what spring is like
On a Jupiter and Mars

Saya tidak sedang kasmaran dan tulisan ini bukan tentang kisah cinta. Lirik lagu tersebut saya cuplik karena lagu inilah yang saya dengar sebelum kami mendarat di Kuala Lumpur dengan menggunakan maskapai Air Asia. Sayang, saya tidak ingat siapakah nama pilot yang bersuara merdu tersebut. Tetapi saya masih ingat betul bagaimana saya, ibu dan teman saya saling bertukar pandang dengan senyum geli dan senang karena tidak menyangka bahwa sang pilot akan menyanyi. Dan suaranya sangat merdu seperti mendengarkan konser live acapela. Hahaha Dan saya masih menyenandungkan lagu itu ketika menuruni anak tangga sampai lupa untuk memberi selamat langsung kepada sang pilot.

Saya tidak akan pernah lupa penerbangan itu. Jakarta-Kuala Lumpur tanggal 21 Februari 2014 pukul 20.45 kami tiba. Penerbangan yang istimewa bukan hanya karena perlakuan istimewa dari staf Air Asia tapi itu adalah penerbangan jalan-jalan pertama saya dengan ibu tercinta. Berkat Air Asia saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk menjelajah negara tetangga dan menunjukkan pada ibu saya dunia lain selain Indonesia bahkan lebih sempit lagi selain Pulau Jawa.

Perjalanan saya dengan pesawat udara baik rute domestik maupun internasional kebanyakan karena tuntutan pekerjaan dan studi saya. Dan saya sangat bersyukur sehingga saya selalu mengatakan bahwa Dunia ini terlalu luas untuk hanya tinggal di satu pulau saja atau satu kota tertentu. Diam-diam ibu saya juga menginginkan yang senada. Berulang kali beliau mengatakan ingin menggunakan lagi pasportnya atau menggunakan pesawat  lagi seperti ketika beliau naik haji di tahun 2010. Sejak itu, saya selalu berusaha untuk mencari penerbangan minimal asia tenggara, ke negara yang bisa saya kunjungi.

Saya menyadari bahwa perjalanan-perjalanan saya ke tempat-tempat yang jauh telah membuat saya belajar banyak, membuka bukan hanya wawasan tapi juga kepekaan hati terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Hal ini membuat perbedaan yang besar dalam pemikiran antara saya dan ibu saya. Dan saya tidak pernah menyadari itu sampai saya mengalami beberapa pertengkaran karena berbeda pendapat dengan ibu saya. Sejak itu saya selalu berharap agar dapat menyertakan ibu saya di beberapa perjalanan saya. Beliau berhak untuk mendapatkan pengalaman dan perjalanan di negara lain sehingga beliau bukan hanya membayangkan tapi juga merasakan sendiri menjadi orang asing di negara orang.

Ajakan saya bukan tanpa maksud. Saya punya agenda pribadi tersendiri. Salah satunya agar ibu saya bisa memahami pola pikir saya. Harapan kedua saya ketika beliau sudah paham maka beliau akan mendukung perencanaan baik karir maupun keluarga saya di masa depan. Dan semua itu menjadi mungkin dan dimulai dengan perjalanan menggunakan Air Asia ke Kuala Lumpur ini.

Selama di Malaysia ada banyak hal yang bisa saya klarifikasi, tunjukkan dan diskusikan dengan ibu saya. Salah satunya mengenai tempat tinggal. Selama di Malaysia kami menginap di rumah salah satu sahabat kami di sebuah apartment. Itu adalah pengalaman baru bagi ibu saya. Kami berdiskusi tentang bagaimana konsep apartment itu cocok untuk mengatasi penduduk yang semakin padat dan menyisakan ruang untuk tumbuh-tumbuhan dan binatang. Tanah-tanah lapang itu juga bisa dijadikan tempat bermain dan laboratorium alami bagi anak-anak serta banyak manfaat lain. Konsep ini sedikit berbeda dengan kebiasan di tempat kami dimana rumah selalu berarti memiliki lahan belum lagi karena banyaknya gempa dan kesan bahwa tinggal di apartment hanya untuk orang-orang yang individualis tanpa sosialisasi.

Hal kedua adalah mengenai pendidikan dan pernikahan. Sahabat kami tersebut perempuan juga dan masih single. Salah satu diskusi seru antara saya dan ibu saya adalah pilihan saya untuk tidak terlalu terburu-buru menikah dan masih ingin meneruskan jenjang pendidikan. Oleh karena itu, mengenalkan ibu saya pada komunitas saya adalah salah satu keinginan saya. Saya berharap ibu bisa memahami bahwa fungsi reproduksi hanyalah salah satu aspek dalam hidup kita masih banyak aspek-aspek lain yang membutuhkan perhatian dan kerja keras.

Hal ketiga tentang ketidakeksklusifan masjid dan tempat ibadah. Kami mengunjungi sebuah masjid negara. Di sana pengunjung asing non muslim juga diijinkan untuk masuk. Bagi mereka yang tidak mengenakan pakaian muslim, petugas menyediakan jubah untuk digunakan selama mengunjungi masjid. Ini adalah momen yang tepat bagi saya untuk menceritakan bahwa ketika kita memberi kesempatan pada pemeluk agaman lain untuk memasuki tempat ibadah kita, maka kita memberi kesempatan pada mereka untuk belajar. Selain itu, Kebijakan pendirian tempat ibadah yang berlaku untuk semua pemeluk agama juga memberi gambaran baru bagi ibu saya bahwa pemeluk agama lain juga berhak untuk beribadah dan mempunyai tempat ibadahnya sendiri.

Terakhir, saya masih ingin memiliki kesempatan mengajak ibu saya melihat dunia. Dan saya yakin bisa mewujudkannya seperti karena saya telah membuktikannya dalam perjalanan saya kali ini. Di kemudian hari saya akan memastikan ibu saya memiliki beberapa kesempatan untuk menjelajah bumi ini, mungkin dengan Air Asia lagi? Saya sangat berterima kasih karena beliau memberi saya dukungan untuk belajar dan mencari pengalaman selama ini sehingga saya berharap hal yang sama juga untuk beliau sampai akhir hayat. Terima kasih Air Asia.

No comments: