Monday, February 18, 2013

Layang-Layang dan Pemain Layang-Layang


Sore ini sebuah layang-layang berada di langit biru
Indah lincah bergerak tanpa henti diterpa angin sore yang lembut
Bentuk belah ketupat sederhananya melayang ke sana ke mari sesuai arah angin dan arahan sang pemain
Sesekali ia terhenti tersangkut di antara dahan pohon
Sang pemain akan gelisah menarik-narik benang yang menghubungkannya dengan layang-layang
Jika tidak berhasil ia akan memanjat pohon untuk melepas jerat ranting-ranting itu
Begitu seterusnya hingga tiba-tiba benang tipis itu terputus
Layang-layang pun pergi tanpa arah sekedar mengikuti angin
Sang pemain resah dan mengejar
Ingin terus berlari berharap layang-layang akan berhenti terjebak di antara ranting lagi
Tapi adzan maghrib sudah berkumandang
Ia harus pulang karena panggilan orang tua dan masjid
Dalam hati ia mungkin berkata, ”Seharusnya kupegang ia erat dan dekat denganku. Atau seharusnya kugunakan tali yang lebih kuat agar dapat mempertahankannya terbang. Sejenak matanya liar mencari lalu tertunduk lesu
Tangan kanannya masuk ke dalam saku celananya
Dalam hatinya mungkin berkata, “Sudahlah..sebaiknya aku beli satu yang baru”
Aku memperhatikan semua itu dari rumahku. Duduk dengan santai sambil membaca sebuah buku. Secangkir teh telah habis masa tugasnya menemaniku di senja hari itu. Tiba-tiba aku teringat dirimu.
“Apakah kita seperti layang-layang dan sang pemain itu? Siapakah yang berperan sebagai layang-layang?”

No comments: